Harga Dollar Terbaru Hari Ini Tahun 2024
PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA menyatakan tidak melihat adanya pergerakan besar dalam penjualan atau pembelian dolar AS oleh nasabah yang mempengaruhi dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas).

By Robby Prihandaya 24 Apr 2024, 10:14:40 WIB Ekonomi
Harga Dollar Terbaru Hari Ini Tahun 2024

Keterangan Gambar : Harga Dollar Hari Ini


PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA menyatakan tidak melihat adanya pergerakan besar dalam penjualan atau pembelian dolar AS oleh nasabah yang mempengaruhi dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas). Hal ini terkait dengan tren penguatan dolar AS terhadap banyak mata uang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan tidak mudah bagi masyarakat untuk menjual atau membeli mata uang asing, terutama dolar AS, saat ini.

Pada konferensi pers pada hari Senin (22/4/2024), ia mengatakan, "Jika jumlahnya kecil, mungkin, tetapi jika jumlahnya besar dan mempengaruhi pasar, saya pikir itu sedikit atau tidak sama sekali bagi para pemain individu." Ia mengatakan bahwa pertumbuhan deposito bank secara keseluruhan akan melambat pada awal tahun. 

Harga Dollar AS Hari Ini

Hal ini terjadi pada semua jenis simpanan, baik tabungan, giro, maupun valuta asing. Di sisi lain, BCA mencatat pertumbuhan simpanan tahunan sebesar 7,9% pada Triwulan I 2024. Di saat yang sama, DPK industri juga meningkat. "Jadi tidak ada dampak riba," jelas Jahja, seraya menjelaskan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 16.200-16.300 per dolar AS disebabkan oleh beberapa faktor. 

Baca Lainnya :

Pertama, adanya kebutuhan menjelang lebaran yang mengharuskan pengusaha membeli lebih banyak bahan baku dan bahan baku impor untuk persiapan hari raya. Selain itu, pada Triwulan I-2024, banyak orang yang berlibur atau bepergian ke luar negeri sehingga membutuhkan dolar AS untuk akomodasi. Selain itu, investor asing yang baru-baru ini masuk ke pasar saham dan obligasi Indonesia telah mengurangi investasi mereka dan menarik dananya.

Hal ini ditambah dengan musim dividen untuk emiten-emiten pasar saham yang dimiliki oleh investor-investor besar asing. Akibatnya, banyak uang dividen yang mengalir ke luar negeri dalam bentuk dolar AS. Lebih lanjut, Jaja mengaku setuju dengan langkah Bank Indonesia untuk tidak melakukan intervensi rupiah ketika permintaan tinggi. Hal ini karena ia mengibaratkan intervensi di saat seperti itu sama saja dengan melempar jebakan ke laut. 

Namun demikian, ketika kebutuhan dolar AS kembali normal dan permintaan sudah sesuai, BI diperkirakan akan membawa nilai tukar rupiah di bawah level 16.000. Kebetulan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat di pasar spot pagi ini: data Bloomberg menunjukkan bahwa rupiah ditutup di level 16.260 sore ini, menguat 0,14% dibanding penutupan sebelumnya di level 16.237 per dollar AS.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment